< Mpitoriteny 12 >
1 Tiahio i nitsene azo an-tsan-kajalahi’o, aolo’ ty fivotraha’ o andron-kasotriañeo, naho ty hitotofa’ i taoñe hanoe’o ty hoe: Tsy mahafale ahiko irezay;
Ingatlah Penciptamu pada masa mudamu, sebelum kamu menjadi tua dan hidupmu susah hingga kamu berkata, “Aku tidak bisa lagi menikmati kesenangan hidup ini.”
2 aolo’ ty fañamaieñañe ty hazava’ i àndroy naho i volañey vaho o vasiañeo, naho ty fibaliha’ o rahoñeo ie fa añe i orañey;
Karena waktu kamu tua, sudah terlambat untuk melakukan kehendak Penciptamu. Pada waktu itu matamu begitu kabur sehingga tidak lagi bisa melihat bintang dan bulan. Dan siang tak lagi terlihat terang— tetapi seperti langit yang selalu tertutup awan gelap.
3 amy andro hihondrahondrà’ o mpañambeñ’ anjombao, naho hibokobokoha’ ondaty maozatseo, naho hitroara’ o mpandisañeo amy t’ie tsy ampe, vaho mihamaieñe tsy hahaisaha’ ondaty mitilihitse amo lalan-kedeo;
Tangan dan kaki yang dulu kuat akan gemetar. Dulu kamu berdiri tegak, tetapi nanti tulang belakangmu akan menjadi bengkok. Gigimu dulu lengkap, tetapi nanti gigimu akan habis hingga kamu sulit makan. Waktu itu matamu masih melihat, tetapi seperti bayangan saja.
4 ie mirindriñe o lalam-ban-dalam-beio, naho migeongeoñe avao o vato fandisanañeo, naho mahatsekake ondaty ty feom-boroñe, vaho hene namptsiñeñe o anak’ ampela mpibekoo;
Waktu masih muda, kamu dapat membedakan bunyi-bunyian di luar pintu rumahmu, bunyi pembantu yang menggiling gandum, dan suara-suara burung. Tetapi sesudah tua, telingamu tidak bisa membedakan bunyi lagi, dan sebelum burung kecil mulai berkicau di waktu fajar, kamu sudah terbangun.
5 eka, mahahembañe ondatio te an-kaboañe ey, mirevendreveñe t’ie an-damoke eo; mikò-foty o mahabiboo, fe mikozozotse avao i valalay, vaho milesa i vahen’ amaloy; amy te migodañe mb’añ’akiba’e nainai’e mb’eo ondatio, ie midraidraitse an-dalañeo o mpandàlao;
Pada waktu kamu tua, kamu akan takut naik tangga ataupun berjalan di tempat yang rata. Rambutmu akan menjadi putih seperti salju. Seperti belalang tua yang tidak bisa melompat lagi, demikianlah kamu pada masa tuamu nanti. Pada waktu itu obat untuk membangkitkan hasrat berahi pun tidak ampuh lagi. Akhirnya kamu meninggal dan pergi ke tempatmu yang kekal, dan teman-teman di kotamu akan meratap.
6 aolo’ te tampake i fole volafotiy, naho foy i korobo volamenay, naho señak’ am-bava’ i vovoñey ty fitovy, naho nipozak’ an-kadaha eo i larom-pitarikey,
Ingatlah pada Penciptamu sebelum hidupmu berakhir— bagaikan tali kalung perak halus yang patah, atau mangkuk emas yang diremukkan. Selesailah segala kegiatan hidupmu— bagaikan pompa air sumur yang rusak total. Tubuhmu hancur— seperti bejana tanah liat yang diremukkan.
7 naho mibalike mb’an-tane niboaha’e ao i debokey, vaho mimpoly mb’ aman’Andrianamboatse azey i kofòkey.
Lalu tubuhmu yang berasal dari tanah akan kembali menjadi tanah seperti semula, dan nafas kehidupanmu akan kembali kepada Allah yang memberikannya kepadamu.
8 Habibin-kakafoahañe izay, hoe t’i Mpañoke; kila kafoake.
Jadi, sebagai penasihat yang menulis semua ini, aku berkata: Segala sesuatu dalam hidup ini sia-sia saja! Sangat sia-sia!
9 Tovo i hihi’ey, nanare’ i Mpañokey hilala ondatio, ie nandanja naho nañotsohotso vaho nañity razan-tsaontsy maro.
Aku sebagai penasihat sudah berusaha menjadi guru yang bijak agar dapat mengajarkan pengetahuan kepada orang lain dengan cara yang jujur dan benar. Aku juga menyelidiki pepatah-pepatah yang sudah ada, membuat pepatahku sendiri, dan menyusunnya menjadi kumpulan pepatah yang indah didengar.
10 Nitsoeke fisaontsy mahafale i Mpañokey, vaho nanokitse tsara-to am-palangesañe.
11 Hoe fitsipoke ty fisaontsi’ o mahihitseo, toe fati-by soa oreñe o razan-drehakeo, o natolo’ i Mpiarak’ añondriio.
Ajaran orang-orang bijak bagaikan tongkat seorang gembala yang dipakainya untuk membimbing dan mengarahkan domba-dombanya. Biarlah setiap pepatah yang aku berikan, sebagai penasihat dan gembala, tertanam dalam pikiran setiap pelajar dan mengarahkan mereka untuk hidup benar.
12 Aa, le mitaoa ry anake amo mandikoatse irezaio, fa tsy ho modo ty fanoañe boke maro, vaho mahamamake o nofotseo ty halako-pihotsohotsoañe.
Hai anakku, pelajarilah kumpulan nasihat yang aku ajarkan ini, tetapi hati-hatilah terhadap buku nasihat dari penulis lain. Orang-orang akan terus menulis buku. Terlalu banyak belajar dari buku-buku hanya membuatmu kelelahan.
13 Ty figadoña’e, ie hene jinanjiñe: Mañeveña aman’Añahare, vaho ambeno o lili’eo; ho a’ ze kila ondaty izay.
Sesudah mengetahui semua itu, inilah kesimpulannya: Takut dan hormatlah kepada Allah, dan taatilah segala perintah-Nya! Itulah kewajiban kita yang utama.
14 Hendesen’ Añahare mb’an-jaka ze hene sata, ze he’e mietake, ndra t’ie soa ndra te raty.
Sebab Allah akan menghakimi segala perbuatan kita— yang baik maupun buruk, bahkan yang tersembunyi.