< Matayo 27 >
1 Pakwachele, achakulu ŵambopesi ni achakulu ŵa ŵandu ŵajilene ichajile pakwaulaga Che Yesu.
Pagi-pagi sekali, semua imam kepala dan pemimpin Yahudi mengatur rencana supaya Yesus dijatuhi hukuman mati oleh pemerintah Romawi.
2 Ŵataŵile magwedegwede, ŵanjigele, ŵampeleche ku che Pilato, jwankulu jwa Chiloma.
Lalu mereka mengikat dan membawa Dia untuk diserahkan kepada Gubernur Pontius Pilatus.
3 Pelepo, che Yuda juŵangalawiche, paŵaiweni kuti Che Yesu amasile kulamulikwa, ŵalilasiche muntima, ŵausisye kwa achakulu ŵambopesi ni achakulu ŵa ŵandu ipande selasini ya feza.
Pada waktu Yudas— orang yang sudah menjual Yesus— melihat bahwa Yesus dijatuhi hukuman mati, dia pun menyesali perbuatannya. Dia mengembalikan tiga puluh keping uang perak yang sudah diterimanya itu kepada imam-imam kepala dan para pemimpin Yahudi.
4 Ŵaasalile, “Leŵile kwa kuntyosya mundu jwangali ni sambi aulajikwe.” Nambo ŵele ŵanyawo ŵatite, “Yeleyo ili yetuwe? Chimmanyilile mwasyene.”
Kata Yudas kepada mereka, “Saya sudah berdosa karena menjual orang yang tidak bersalah untuk dibunuh.” Tetapi para pemimpin Yahudi itu menjawab, “Itu bukan urusan kami. Tanggung sendiri dosamu.”
5 Nombejo ŵaponyele feza sila pa Nyuumba ja Akunnungu, ŵakopweche paasa, ŵajawile kukulitaŵilila.
Lalu Yudas melemparkan uang perak itu ke dalam rumah Allah dan meninggalkan mereka. Sesudah itu dia pergi menggantung diri di luar kota.
6 Achakulu ŵambopesi ŵasijigele feza sila, nikuti, “Ngalumbana kusiŵika kwa jwakugosa feza sya Nyuumba ja Akunnungu pakuŵa sili feza sisyapatikene kwa kuulaga.”
Sewaktu imam-imam kepala mengambil uang perak itu, mereka berkata, “Menurut hukum Taurat, uang ini tidak boleh dimasukkan ke dalam peti persembahan karena uang ini adalah hasil dari menjual nyawa orang.”
7 Nipele, ŵajilene, ŵasumile ngunda wa lilongo kuti paŵe pakwasichila achalendo.
Jadi, sesudah berunding mereka memutuskan agar uang itu dipakai untuk membeli sebuah ladang yang sudah lama disebut Ladang Tukang Keramik. Lalu ladang itu dijadikan tanah pekuburan untuk para pendatang dan orang-orang asing yang meninggal di Yerusalem.
8 Nipele, mpaka lelo jino wele ngunda wo ukuŵilanjikwa ngunda uwasumikwe kwa feza sisyapatikene kwa kuulaga.
Karena peristiwa itu diketahui oleh penduduk Yerusalem, maka sampai hari ini ladang itu dikenal dengan nama “Ladang Tumpahan Darah.”
9 Kwa yeleyo maloŵe gaŵaŵechete che Yelemia jwakulondola jwa Akunnungu gamalile gagakuti, “Ŵajigele ipande selasini ya feza, malinga ni malipilo gaŵajilene Ŵaisilaeli kulipa kwa ligongo lyao.
Dengan demikian, tanpa sadar mereka sudah menepati apa yang dinubuatkan oleh Nabi Yeremia, “Mereka akan mengambil ketiga puluh keping uang perak itu, yakni harga jual yang ditetapkan oleh orang-orang Israel terhadap Dia,
10 Feza syo ŵasumile ngunda wa lilongo, mpela iŵanajisye Ambuje.”
dan mereka akan memakai uang itu untuk membeli sebuah ladang milik seorang tukang bejana keramik. Ini sudah ditetapkan TUHAN dan diberitahukan kepada saya.”
11 Che Yesu ŵajimi mmbujo mwa jwankulu jwa chilambo. Nipele, jwankulu jwa Chiloma ŵammusisye, “Ana mmwe ni Mwenye jwa Ŵayahudi?” Che Yesu ŵanjanjile, “Mmwe mmechete.”
Ketika Yesus diperhadapkan kepada Gubernur Pilatus, dia bertanya kepada Yesus, “Apakah kamu raja orang Yahudi?” Jawab Yesus, “Begitulah katamu.”
12 Nambo achakulu ŵambopesi ni achachekulu paŵammechetelaga, nganajanga.
Tetapi ketika imam-imam kepala dan para pemimpin Yahudi melaporkan tuduhan-tuduhan tentang kesalahan Yesus, Dia tidak menjawab apa-apa.
13 Nipele che Pilato ŵammusisye, “Ana ngankupilikana ganagose gele gakummechetela go?”
Jadi Pilatus berkata kepada-Nya, “Kamu sudah dengar begitu banyaknya tuduhan mereka terhadapmu! Jawablah!”
14 Nambo Che Yesu nganajanga namose liloŵe limo, jwankulu jwa Chiloma jo ŵasimosile nnope.
Tetapi Yesus tetap tidak menjawab sepatah kata pun, sehingga Pilatus sangat heran.
15 Yasyoŵeleche jwankulu jwa Chiloma kwagopolela Myahudi jumo jwataŵikwe juŵansachile katema ka chindimba cha Pasaka.
Tiap tahun pada Hari Raya Paskah di Yerusalem, sudah menjadi kebiasaan bagi setiap gubernur Romawi untuk membebaskan seorang tahanan dari penjara, sesuai dengan pilihan masyarakat.
16 Kele katema ko paliji ni jwantawe juŵamanyiche nnope, liina lyakwe che Balaba.
Pada waktu itu, di dalam penjara ada penjahat terkenal yang bernama Barabas.
17 Nipele, paŵasongangene ŵandu pamo, che Pilato ŵausisye, “Ana nkusaka nangopole jwapi mwa ŵele ŵaŵili, che Balaba pane Che Yesu jwakuŵilanjikwa Kilisito?”
Sesudah orang banyak berkumpul di istana gubernur karena kebiasaan itu, Pilatus bertanya kepada mereka, “Siapa yang kalian pilih untuk saya bebaskan? Barabas, atau Yesus yang disebut Kristus?”
18 Pakuŵa ŵaimanyilile kuti ŵantyosisye kwa ligongo lya wiu.
Pilatus sengaja berkata begitu karena dia sudah tahu bahwa para imam kepala iri hati kepada Yesus. Dia tahu bahwa alasan itulah yang membuat mereka menyerahkan Yesus kepadanya.
19 Che Pilato paŵatemi pa chitengu cha kulamulila, ŵankwawo ŵaichenawo utenga wanti, “Nkalipasyapasya kutenda chachili chose nkati jwele mundu jwambone jo, pakuŵa lelo lasile mu sagamisi kwa ligongo lyakwe.”
Ketika Pilatus sedang duduk di kursi pengadilan, istrinya mengirim pesan kepadanya. “Janganlah kamu apa-apakan orang yang tidak bersalah itu, yang sedang kamu adili! Karena tadi malam aku bermimpi tentang dia, dan hal itu sangat menghantuiku.”
20 Nambo achakulu ŵambopesi ni achakulu ŵane ŵanyenjile ŵandu kuti ŵaŵende agopolwe che Balaba ni ŵaulaje Che Yesu.
Sementara itu, imam-imam kepala dan para pemimpin Yahudi terus menghasut orang banyak supaya mereka meminta Pilatus membebaskan Barabas dan menjatuhkan hukuman mati kepada Yesus.
21 Che Pilato ŵausisye ŵanyawo, “Nkunsaka jwapi nangopolele mwa ŵele ŵaŵili ŵa?” Ŵajanjile, “Che Balaba!”
Lalu Pilatus bertanya lagi, “Dari kedua orang ini, siapa yang kalian pilih untuk saya bebaskan?” Jawab mereka, “Barabas!”
22 Che Pilato ŵausisye ŵanyawo, “Sano, naatende chichi Che Yesu jwakuŵilanjikwa Kilisito?” Ŵanawose ŵatite, “Mwaŵambe pa nsalaba!”
Maka Pilatus bertanya, “Kalau begitu, bagaimana dengan Yesus yang disebut Kristus ini?” Mereka semua berteriak, “Salibkan dia!”
23 Nambo che Pilato ŵausisye, “Ligongochi? Ungalumbana chi watesile?” Ŵanyawo ŵanyanyisye achitiji, “Mwaŵambe pa nsalaba!”
Untuk kesekian kalinya Pilatus bertanya, “Mengapa? Kesalahan apa yang sudah dia perbuat?” Tetapi mereka berteriak-teriak lebih keras lagi, “Salibkan dia!”
24 Nipele, che Pilato paŵaiweni kuti ngakukombola kupanganya chachili chose nambo kutindiganya kukutanda, ŵajigele meesi ni kunaŵa makono mmbujo pa ŵandu ni ŵatite, “Une ngangulipasyapasya nkati chiwa cha aju mundu ju, chinyimanyilile mwachinsyene.”
Saat itu Pilatus menyadari bahwa usahanya untuk membebaskan Yesus tidak berhasil, dan situasi malah menjadi rusuh. Jadi dia menyuruh orang membawakan mangkuk berisi air kepadanya, lalu mencuci tangannya di hadapan orang banyak itu sambil berkata, “Dengan ini saya menyatakan lepas tangan dan tidak ikut campur dalam kematian Yesus yang tidak bersalah itu!”
25 Ŵandu ŵanawose ŵatite, “Miasi jao jiŵe pachanya petu ni achiŵana ŵetu!”
Semua orang yang ada di situ menjawab, “Ya, biarlah kami dan anak-anak kami yang menanggung hukuman Allah atas kematiannya.”
26 Nipele che Pilato ŵagopolele che Balaba kutyochela mu nyuumba jakutaŵilwa, nambo paŵamasile kumputa Che Yesu ibokola ŵantyosisye kukwaŵamba pa nsalaba.
Maka Pilatus membebaskan Barabas sesuai permintaan mereka, lalu menyerahkan Yesus kepada tentaranya dengan perintah untuk mencambuk dan menyalibkan Dia.
27 Nipele ŵangondo ŵa jwankulu jwa Chiloma ŵanjinjisye Che Yesu nkati likome, wansyungwile mpingo wose.
Kemudian tentara-tentara Pilatus membawa Yesus masuk ke dalam bagian istana yang adalah markas mereka dan memanggil semua tentara yang lain untuk berkumpul mengelilingi Dia.
28 Ŵammusile nguo syao, ŵammwasisye mwinjilo wechejeu wa chimwenye.
Mereka mulai mengejek Yesus atas pengakuan-Nya sebagai raja. Para tentara itu melepaskan semua pakaian-Nya dan memakaikan jubah merah kepada-Nya.
29 Nipele ŵakolosiye chindu mpela singwa ja miiŵa, ŵammwasisye mu ntwe, sooni ŵammichile nnasi kundyo. Ŵatindiŵele mmbujo mwao ni kuntendela chanache achitiji, “Tukunkomasya Mwenye jwa Ŵayahudi!”
Mereka juga membuat mahkota dari ranting-ranting tumbuhan merambat yang berduri dan memasangkannya di kepala Yesus. Selain itu, mereka menaruh sebatang bambu kecil ke tangan kanan-Nya supaya kelihatan seperti tongkat raja. Lalu mereka menghina Dia dengan berlutut di hadapan-Nya sambil berkata, “Yang mulia, raja orang Yahudi!”
30 Ŵansunile mata, ŵaujigele nnasi ula ni kumputa mu ntwe.
Mereka meludahi Dia, lalu mengambil bambu itu dari tangan-Nya dan memakainya untuk memukuli kepala Yesus.
31 Paŵamasile kuntendela chanache, ŵammusile mwinjilo ula ni kuntakusya nguo syao, nipele ŵampeleche kukwaŵamba pa nsalaba.
Sesudah selesai mengejek Dia, mereka melepaskan jubah merah itu dan menggantinya dengan pakaian-Nya sendiri. Kemudian mereka membawa Yesus keluar untuk disalibkan.
32 Paŵajaulaga, ŵansimene mundu jumo liina lyakwe che Simoni jwa musi wa ku Kulene, ŵankanganichisye kujigala nsalaba u Che Yesu.
Dalam perjalanan ke luar kota, para tentara yang membawa Yesus bertemu dengan seorang lelaki dari kota Kirene bernama Simon. Mereka memaksa dia untuk memikul salib Yesus.
33 Paŵaiche peuto papakuŵilanjikwa Goligota, malumbo gakwe, peuto pa Chikalakasa cha Ntwe,
Lalu sampailah mereka di suatu tempat bernama Golgota, yang artinya ‘tempat tengkorak.’
34 ŵampele divai jewanganye chindu chakuŵaŵa kutyosya kupeteka. Nambo Che Yesu nkupasya pe ŵakanile kung'wa.
Di sana mereka memberi Yesus anggur asam yang dicampur empedu. Tetapi sesudah mencicipinya, Dia menolak untuk minum.
35 Ŵaŵambile pa nsalaba, nipele ŵagaŵene nguo syao kwakutendela gudugudu.
Sesudah Yesus disalibkan, tentara-tentara itu membagi-bagi pakaian-Nya di antara mereka dengan cara membuang undi.
36 Ŵatemi pepala, ŵaliji nkwalindilila.
Lalu mereka duduk di situ untuk menjaga Dia.
37 Pachanya ntwe wakwe pa nsalaba ŵaŵisile chibao cha maloŵe gagalembekwe, “Aŵa ni Che Yesu, Mwenye jwa Ŵayahudi.”
Di bagian atas salib Yesus terpasang tulisan yang menjelaskan alasan mengapa Dia disalibkan, “Inilah Yesus, raja orang Yahudi.”
38 Paliji ni ŵachiswamba ŵaŵili ŵaŵambikwe pamo nawo, jumo kunchiji ni jwine kundyo.
Dua orang pencuri juga disalibkan bersama dengan Yesus, yang seorang di sebelah kanan-Nya dan yang lain di sebelah kiri-Nya.
39 Ŵandu ŵaŵapitaga pelepo ŵantukene achipukunyaga mitwe jao nikuti,
Orang-orang yang lewat di tempat itu mengejek Dia. Dengan menggeleng-gelengkan kepala
40 “Mmwe jumwatite kuti nkukombola kujigumula Nyuumba ja Akunnungu ni kujitaŵa kwa moŵa gatatu. Sambano nlikulupusye mwasyene. Iŵaga mmwe ndi Mwana jwa Akunnungu, ntuluche pa nsalaba po!”
mereka berkata, “Hai kamu yang dulu mengaku bisa merobohkan rumah Allah dan membangunnya kembali dalam tiga hari saja! Kalau kamu benar-benar Anak Allah, selamatkan dirimu! Turunlah dari salib itu!”
41 Iyoyo peyo achakulu ŵambopesi pamo ni ŵakwiganya malajisyo ni achachekulu ŵantendele chanache achitiji,
Begitu juga imam-imam kepala, ahli-ahli Taurat, para pemimpin Yahudi, dan orang-orang Farisi menertawakan serta mengejek Yesus. Mereka berkata,
42 “Ŵakulupwisye ŵane, nambo asyene ngakukombola kulikulupusya! Iŵaga ŵele ali Mwenye jwa Ŵaisilaeli! Sambano atuluche pa nsalaba po, noweji tutwakulupile.
“Dia bisa menyelamatkan orang-orang lain, tetapi tidak bisa menyelamatkan dirinya sendiri! Kalau dia benar-benar raja orang Israel, biarlah dia turun dari salib itu sekarang, barulah kami akan percaya kepadanya!
43 Ŵaakulupilile Akunnungu ni kuŵecheta kuti ŵele ali Mwana jwa Akunnungu, nipele, iŵaga Akunnungu akunsaka ŵakulupusye sambano.”
Dia mengandalkan Allah. Kalau Allah benar-benar berkenan kepadanya, biarlah Allah menyelamatkan dia sekarang. Karena Dia pernah berkata, ‘Aku adalah Anak Allah.’”
44 Iyoyo peyo ŵeŵala uŵaŵambikwe pamo nawo pa nsalaba nombe ŵantukene.
Kedua penjahat yang disalibkan bersama Yesus juga ikut menghina Dia.
45 Chitandile lyuŵa pantwe mpaka saa tisa, chilambo chose chaliji chipi.
Mulai jam dua belas siang, tiba-tiba seluruh daerah di sekitar situ menjadi gelap sampai jam tiga sore.
46 Pajaiche saa tisa Che Yesu ŵalisile kwa liloŵe lyekulungwa, “Eloi, Eloi, lama sabakitani?” Malumbo gakwe, “Akunnungu ŵangu, Akunnungu ŵangu, kwachichi mulesile?”
Kira-kira jam tiga sore Yesus berteriak dengan suara keras, “Eli, Eli, lima sabaktani?”— yang artinya, “Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?”
47 Nambo ŵandu ŵane ŵaŵajimi pele paŵapilikene yele ŵatite, “Akwaŵilanga che Elia.”
Beberapa orang yang berdiri di situ salah mendengar teriakan Yesus dan berkata, “Dia memanggil Nabi Elia.”
48 Jumo jwao ŵautwiche, ŵajigele lidodoki ni kunyoya mu divai jakuipa, ŵajiŵisile mu nnasi, ŵapele ang'we.
Salah seorang dari mereka segera berlari mengambil sepotong spons dan memasangnya pada ujung sebatang bambu kecil. Dia mencelupkan spons itu ke dalam anggur asam lalu memberikannya ke mulut Yesus supaya diminum-Nya.
49 Ŵane ŵatite, “Nnindilile tulole iŵaga che Elia chaiche kukwakulupusya.”
Tetapi orang-orang lain berkata, “Tunggu! Jangan berikan dulu. Mari kita lihat apakah Elia datang untuk menyelamatkan dia.”
50 Nipele, Che Yesu ŵalisile sooni kwa liloŵe lyekulungwa, ŵajasiche.
Kemudian Yesus berteriak dengan suara keras lalu menghembuskan nafas terakhir.
51 Pelepo nguo ja lusasa ja Nyuumba ja Akunnungu japapwiche pambindikati, kutyochela mwinani mpaka paasi, chilambo chatinganyiche ni lwala syapalwiche.
Waktu Yesus mati, tiba-tiba tirai yang tergantung pada pintu ruang kudus di dalam rumah Allah robek sendiri dari atas ke bawah menjadi dua bagian. Lalu terjadilah gempa bumi, dan batu-batu besar terbelah.
52 Malembe gaunukwiche ni iilu ya ŵandu ŵajinji ŵa Akunnungu ŵaŵajasiche ŵasyuchikwe.
Kuburan-kuburan pun terbuka lalu banyak orang saleh yang sudah mati hidup kembali
53 Nombewo ŵakopweche mmalembe, ni Che Yesu paŵamasile kusyuka, ŵajinjile mu mmusi wa Akunnungu, yaani Yelusalemu, ni ŵandu ŵajinji ŵaweni.
dan keluar dari kuburannya masing-masing. Sesudah Yesus hidup kembali dari kematian, mereka masuk ke kota suci (Yerusalem) dan dilihat oleh banyak orang.
54 Nipele, jwankulu jwa ŵangondo ni ŵangondo ŵane ŵaŵaliji pamo nawo achinlindililaga Che Yesu paŵachiweni chilambo chininkutinganyika ni gagakopochele gala, ŵajogwepe nnope, ŵatite, “Isyene aju mundu ju ŵaliji Mwana jwa Akunnungu.”
Ketika komandan kompi dan para tentara yang menjaga Yesus melihat gempa bumi dan keajaiban yang lain itu, mereka sangat ketakutan dan berkata, “Sungguh, Orang ini benar-benar Anak Allah!”
55 Pelepo paliji ni achakongwe ŵajinji ŵaŵalolechesyaga kwakutali. Ŵanyawo ni ŵeŵala ŵaŵankuiye Che Yesu kutyochela ku Galilaya ni kwatumichila.
Di situ ada juga beberapa perempuan yang melihat dari jauh. Mereka sudah ikut bersama Yesus dan kami para murid dari daerah Galilea sampai ke Yerusalem untuk membantu pelayanan Yesus.
56 Mwa ŵele ŵanyawo ŵaliji che Maliamu jwa musi wa ku Magidala ni che Maliamu achikulugwe che Yakobo ni che Yusufu, pamo ni achikulu ŵa ŵanache ŵa che Sebedayo.
Di antara mereka terdapat ibu Yakobus dan Yohanes, Maria yang berasal dari kampung Magdala, dan Maria yang lain, yaitu ibu Yakobus dan Yoses, adik-adik Yesus.
57 Pakwaswele, ŵaiche mundu jumo jwa chipanje jwa musi wa ku Alimataya liina lyao che Yusufu, nombejo jwaliji jwakulijiganya jwa Che Yesu.
Ketika hampir malam, datanglah seorang kaya bernama Yusuf. Dia berasal dari kota Arimatea dan sudah sering mengikuti Yesus.
58 Ŵajawile kwa che Pilato, ŵaŵendile apegwe chiilu chi Che Yesu. Che Pilato ŵalamwile kuti apegwe.
Dia pergi menghadap Pilatus untuk meminta mayat Yesus. Maka Pilatus memerintahkan tentaranya supaya mayat Yesus diberikan kepada Yusuf.
59 Che Yusufu ŵachijigele chiilu chila, ŵachiŵijilile nguo jeswela mbee jajili jasambano,
Lalu Yusuf dibantu beberapa orang lain mengambil mayat itu dan membungkusnya dengan kain kafan yang baru dia beli.
60 Che Yusufu ŵachiŵisile chiilu chi Che Yesu mu lilembe lyasambano liŵasepile palwala kwa ligongo lyakwe nsyene. Nipele, ŵaligalambulile liganga lyekulungwa pa nnango wa lilembe ni kutyoka.
Mereka meletakkan mayat Yesus di dalam kuburan baru milik Yusuf sendiri, yang dibuat seperti gua di dalam bukit batu. Kemudian mulut gua kuburan itu ditutup dengan menggulingkan batu besar yang sudah disediakan sebagai penutup. Sesudah itu Yusuf dan orang-orang lain itu pulang.
61 Che Maliamu jwa musi wa ku Magidala ni che Maliamu ŵane ŵala ŵatemi aninkulolechesya ku lilembe.
Sementara mereka mengurus mayat Yesus, dua perempuan yang bernama Maria tadi duduk menghadap mulut gua kuburan itu dan menyaksikan dari dekat.
62 Malaŵi jakwe, yaani lyuŵa lyakuliŵika chile kwa ligongo lya Lyuŵa lya Kupumulila, achakulu ŵambopesi ni Mafalisayo ŵajaulile che Pilato,
Penguburan Yesus dilakukan pada hari Jumat. Lalu besoknya, yaitu hari Sabat, imam-imam kepala dan orang-orang Farisi pergi menghadap Pilatus.
63 Ŵatite, “Achimwene, tukukumbuchila kuti jwakulambusya jula akanaŵe kuwa ŵatite, ‘Pakumala moŵa gatatu chisyuche.’
Mereka berkata, “Tuan, kami teringat bahwa sewaktu Yesus si penyesat itu masih hidup, dia pernah berkata, ‘Tiga hari sesudah aku mati, aku akan dihidupkan kembali.’
64 Kwayele tukummenda mwasalile ŵangondo ajaule akalilindilile lilembe kwa moŵa gatatu, kuti ŵakulijiganya ŵao anakombole kuchijigala chiilu chao ni kwasalila ŵandu kuti asyuchile. Akuno kulambusya kwa mbesi kuno chikuŵe kwawamba nnope kupunda kwaandanda kula.”
Oleh karena itu, tolong perintahkan supaya kuburannya dijaga tentara sampai hari ketiga. Karena jangan-jangan murid-murid Yesus mencuri mayatnya pada waktu malam dan mengumumkan bahwa dia sudah bangkit dari antara orang mati. Kalau itu sampai terjadi, maka penyesatan yang timbul nanti akan lebih parah daripada penyesatan yang pertama ketika dia mengaku dirinya sebagai Kristus.”
65 Che Pilato ŵaasalile, “Ayaga, nkwete ŵangondo, njaule nkalilindilile inkuti pakukombola.”
Pilatus berkata kepada mereka, “Saya izinkan. Bawalah para tentara yang saya tugaskan dan lakukanlah segala sesuatu yang diperlukan untuk mengamankan kuburan itu.”
66 Nipele, ŵajawile, ŵalilindilile lilembe, ŵaŵisile chiugulilo peganga ni kwaleka ŵangondo kulindilila.
Maka pemimpin-pemimpin Yahudi itu pergi bersama para tentara penjaga ke kuburan Yesus. Mereka menempelkan segel resmi pada batu penutup kuburan, lalu para tentara itu tinggal di sana untuk berjaga.