< Ŵaebulania 12 >
1 Nipele, uweji tukwete mpingo wekulungwa wa ŵaumboni wanti nyi waukutusyungula, kwayele tutyosye indu yose yaikutusiŵilila, ni sambi syasikutukamulila kwa chitema. Tuutuche pangapwa ntima mu luwilo lwaluli paujo petu.
Jadi, Saudara-saudari, mengingat betapa banyaknya pahlawan iman yang sudah mendahului kita dan sekarang sedang menantikan kita, marilah kita mengikuti teladan mereka! Buanglah semua beban dan dosa yang menghalangi kita dalam pertandingan yang sudah ditetapkan Allah untuk kita jalani. Marilah kita terus berjuang sampai akhir.
2 Twalole Che Yesu jwachitandisye chikulupi chetu, jwelejo ni juchachimalichisye. Kwa liwamba lya lukondwa lulwaliji paujo pao, jwelejo jwapililile kuwa pa nsalaba, namose chaliji chindu cha soni. Ni sambano akutama kunlyo kwa chitengu cha umwenye cha Akunnungu.
Dalam pertandingan ini, hendaklah mata kita terus memandang ke depan, yaitu kepada Yesus. Dialah Perintis dan Pahlawan Iman yang terutama bagi kita, dan yang sudah menyelesaikan pertandingan-Nya dengan sempurna. Yesus tabah menahan penderitaan yang sangat memalukan di kayu salib karena Dia terus memandang ke depan, kepada sukacita yang sudah disediakan bagi-Nya di kemudian hari. Sekarang Dia duduk menantikan kita di tempat yang paling terhormat di samping takhta Allah.
3 Mwaganichisye kwannope Che Yesu, juŵapililile nkukanilwa kwekulungwa kutyochela kwa ŵandu ŵa sambi. Nipele nkapela namose kupwa ntima.
Karena itu, renungkanlah selalu teladan Yesus: Betapa Dia berdiri teguh ketika orang-orang berdosa menghina dan menganiaya-Nya dengan amat kejam. Bila kita meneladani Yesus, kita tidak akan mudah lemah dan putus asa.
4 Pakuŵa, mkulimbana ni sambi nganimme kuputana mpaka kuwa.
Lagipula, dalam perjuangan kita melawan dosa, kita belum sampai terbunuh.
5 Sooni ana nliŵalile agala maloŵe ga kuntusya ntima gakusala Akunnungu? “Mwanangu nkanyelusya Ambuje pakunjamuka, namuno nkapwa ntima pakunkalipila.
Janganlah melupakan nasihat TUHAN, yang menyebut kita semua sebagai anak Allah. Kata-Nya, “Anak-Ku, janganlah pandang enteng didikan-Ku. Dan janganlah berkecil hati ketika Aku menegurmu.
6 Pakuŵa Ambuje akunjamuka jwalijose jwakunnonyela, ni kumputa jwalijose jwakunkunda kuŵa mwanagwe.”
Sebab Aku mendidik setiap anak yang Aku kasihi, dan mencambuk setiap orang yang Aku terima sebagai anak.”
7 Mpililile kujamukwa pakuŵa gali majiganyo. Akunnungu akuntendela ŵanyamwe nti ŵanache ŵakwe, pakuŵa ana mwanache jwapi jwangakujamukwa ni atatigwe?
Jadi, waktu kita menderita karena cambukan dari Bapa surgawi, ingatlah bahwa Allah sedang memperlakukan kita sebagai anak-Nya. Wajar saja seorang ayah mendidik anaknya sendiri, bukan?
8 Iŵaga ngankwamukwa ni Akunnungu chisau achiŵanagwe wose yakuti pakwamukwa, ŵanyamwe nganimma ŵanache ŵausyene ŵa Akunnungu, mmele ŵanache ŵa kuichila.
Justru kalau kamu tidak pernah dididik oleh TUHAN, berarti kamu bukan anak-Nya yang sah. Karena semua anak Allah pasti dididik-Nya.
9 Sooni, iŵaga achatati ŵetu ŵa chiilu ŵaŵatuŵeleche, paŵatujamwiche uwe twaachimbichisye, ana ngati tukusachilwa kulitulusya nnope kwa Atati ŵetu ŵa kwinani kuti tutame?
Sebagaimana ayah kita di dunia ini pun tentu mendidik kita, dan kita menghormati ayah kita sendiri, maka sudah sepatutnya kita tunduk kepada Allah lebih lagi, sebab Dialah Bapa rohani kita. Dengan bertekun menjalani didikan-Nya, kita akan masuk ke dalam hidup yang kekal.
10 Achatati ŵaŵatuŵeleche ŵatujamwiche mmoŵa kanandi mpela iŵatite kuwona ili yambone achinsyene. Nambo Akunnungu akutujamuka kwa ligongo lya kutukamusya, akutenda yeleyo kuti tutendekwe ŵaswela mpela asyene.
Lagipula ayah jasmani kita di dunia ini mendidik kita untuk sementara saja, sesuai dengan apa yang mereka anggap baik. Tetapi didikan Bapa surgawi selalu tepat dan berguna, supaya kita disucikan sebagaimana Dia adalah suci.
11 Pakukutyochela kwamukwa ngakukuŵa kwakusengwasya, nambo kukusupusya. Nambo kumbesi kwa aŵala ŵaŵajiganyikwe ni kwamukwa ko, kukwapa ukombole wa kupanganya yambone paujo pa Akunnungu ni utame wa chitendewele.
Memang, setiap kali kita menerima hajaran, pengalaman itu tidak menyenangkan dan malah menyakitkan. Namun didikan TUHAN itu akan membuahkan hasil yang manis, yaitu kita hidup lebih benar dan merasa tenang di hadapan Allah.
12 Kwayele ngalimbisye makono genu ni malungo genu gagapesile.
Karena itu, kuatkanlah tanganmu yang lemah, dan jangan biarkan lututmu gemetar, sebab kita dipanggil untuk berlari dalam pertandingan ini.
13 Njendelechele kwenda mmatala gagoloka kuti chindu chachilemele chikatininguka nambo chilame.
Hendaklah kakimu tetap berlari lurus ke depan. Jangan berbelok ke kiri atau ke kanan, supaya kalau orang yang lemah atau pincang mengikuti teladan kita, kaki mereka tidak terkilir karena tersandung, tetapi semakin disembuhkan dan dikuatkan.
14 Nlimbile kutama kwa chitendewele ni ŵandu wose, sooni ntame kwa uswela pakuŵa ngapagwa mundu juchiŵawone Ambuje iŵaga mundu jo nganaŵa jwanswela.
Berusahalah hidup damai dengan semua orang. Dan jagalah kesucian hidupmu. Karena orang yang tidak berusaha hidup suci tidak mungkin akan bertemu TUHAN.
15 Nlilolechesye chenene, kuti jwalijose akasausoyasya upile wa Akunnungu, nlilolechesye kuti mundu akaŵa mpela chitela chakuŵaŵa pasikati jenu ni kwika nago malagasyo, ni kuujonanga umi wa ŵandu ŵajinji.
Waspadalah supaya jangan seorang pun di antara kalian meninggalkan kebaikan hati Allah. Karena orang semacam itu akan menjadi seperti tanaman beracun yang bisa menularkan kenajisannya kepada anggota jemaat yang lain.
16 Akapagwa jwachigwagwa, pane mundu jwangaajogopa Akunnungu mpela a Esau, jwakujasile kupagwa kwakwe kwaandanda kwa chakulya chimo.
Berjaga-jagalah supaya tidak ada di antara kalian yang hidupnya cabul dan tidak menghormati Allah seperti Esau. Sebenarnya, sebagai anak pertama, dialah yang berhak menjadi pewaris ketika ayahnya meninggal. Tetapi Esau menjual haknya itu hanya demi sepiring makanan.
17 Pakuŵa nkumanyililanga kuti namuno kanyuma paŵasosile sooni kuupochela upile wakwe kutyochela kwa atatigwe ŵakanilwe. Pakuŵa nganapata lipesa lya kuleka sambi ni kugagalausya gaŵatesile, namuno ŵasosile nnope kwa misosi.
Ingatlah yang terjadi kemudian: Ketika dia berubah pikiran dan ingin menerima berkat dari ayahnya sebagai anak pertama, ayahnya menolak memberikan berkat itu kepadanya. Walaupun berderai air mata, dia tidak bisa mengubah akibat perbuatannya.
18 Ŵanyamwe ngininnyika ku chitumbi cha Sinai mpela iŵatite kuchiichilila ŵandu ŵa ku Isilaeli. Chitumbi chikukomboleka kuchikwaya chili nkukolela mooto, pa chipi, ni kusona kwakukulungwa kwa chimbunga,
Menurut perjanjian yang baru, kita bisa datang kepada Allah melalui Kristus, tidak seperti umat Israel yang menerima perjanjian lama. Mereka datang mendekati tempat jasmani yang dapat disentuh, yaitu gunung Sinai. Mereka datang dengan ketakutan karena tiba-tiba awan menghitam, langit diliputi kegelapan, angin kencang menderu, dan gunung itu terbakar dengan api yang menyala-nyala.
19 ni lisegwe lya lipenga, ni liloŵe lininkuŵecheta maloŵe. Aŵala ŵaŵapilikene usone wo ŵachondelele Akunnungu kuti akakunguluka nawo sooni,
Lalu mereka mendengar bunyi terompet surgawi yang nyaring dan suara Allah sendiri. Nenek moyang kita begitu gentar sehingga mereka meminta Musa supaya Allah tidak lagi berbicara secara langsung kepada mereka.
20 pakuŵa nganakombola kupililila lilajisyo lilyatyochekwe lyalikuti, “Juchakwaye chitumbi chi namose chiŵe chinyama, chaponyekwe maganga.”
Ketakutan mereka teramat besar sebab Allah sudah memerintahkan, “Siapa pun yang menyentuh gunung ini, sekalipun hanya seekor binatang, harus dilempari batu sampai mati.”
21 Ni indu iyaoneche yo yaliji yakogoya nnope, namose che Musa ŵatite, “Ngogopa ni kutetemela.”
Dan memang, pemandangan yang mereka lihat begitu dahsyat sampai Musa sendiri berkata, “Saya sangat takut dan gemetar.”
22 Nambo ŵanyamwe nkuichilile ku chikwesya cha Sayuni, ni ku musi wa Akunnungu ŵajumi, nnyiche Yelusalemu wa kwinani kwakusongangene achikatumetume ŵa kwinani ŵangakuŵalanjikwa, ŵakusangalala.
Sebaliknya, kita sudah datang kepada Allah melalui perjanjian yang baru. Kita diantar oleh Kristus ke tempat rohani, Bukit Sion, yaitu Yerusalem surgawi, tempat tinggal Allah yang hidup. Kita disambut dengan sukacita sebagai warga kerajaan surga oleh ribuan malaikat,
23 Nnyiche ku mpingo wekulungwa wa ŵandu ŵakunkulupilila Kilisito ŵaali ŵandanda kupagwa wa Akunnungu ni meena gao galembekwe kwinani. Nnyiche paujo pa Akunnungu jwali jwakulamula jwa ŵandu wose, ni paujo pa mbumu sya ŵandu ŵambone paujo pa Akunnungu ŵatendekwe ŵamalilwe.
sebab kita datang melalui Anak Sulung Allah untuk mewarisi segala sesuatu bersama Dia. Kita adalah jemaat milik Anak Allah, dan nama kita masing-masing tertulis dalam Kitab Kehidupan di surga. Kita diterima oleh Allah, Hakim seluruh bumi, dan sekarang kita masuk dalam persekutuan semua orang benar yang sudah mendahului kita dan sudah dijadikan sempurna.
24 Nnyiche ku Che Yesu jwakwilanya jwa lilangano lya sambano ni ku miasi jakwe jajijitiche jajikuŵecheta yambone kupunda miasi ji che Habili.
Kita juga diterima oleh Yesus sendiri, sang Perantara dalam perjanjian yang baru! Secara rohani, kita dipercik dengan darah Yesus yang membersihkan hati nurani kita dari dosa. Darah Habel, orang yang pertama dibunuh, tidak membawa berkat melainkan kutukan. Tetapi darah Yesus membawa berkat yang besar!
25 Nipele, nlilolechesye kuti nkakana kumpilikanila jwelejo jwakuŵecheta nomwe. Mpela aŵala Ŵaisilaeli ŵaŵakanile kumpilikanila che Musa, juŵaasalilaga utenga kutyoka kwa Akunnungu paŵaliji pachilambo pano nganakulupuka. Isyene, uweji ngatukombola kukulupuka iŵaga tukukana kumpilikanila jwelejo jwakutusalila utenga kutyochela kwinani.
Jadi Saudara-saudari, marilah kita masing-masing menjaga diri agar jangan ada di antara kita yang menolak untuk mendengar Allah yang berbicara dari surga kepada setiap kita. Sebab kalau nenek moyang kita pun tidak luput dari hukuman karena menolak pesan Allah melalui perantaraan manusia di bumi, yaitu Musa, maka terlebih berat lagi hukuman kita bila kita menolak mendengarkan Dia yang sekarang berbicara dari surga!
26 Katema Akunnungu paŵaŵechete pa chitumbi cha Sinai ŵachitenganyisye chilambo, nambo sambano alanjile kuti, “Chinachitenganye chilambo ni ngaŵa chilambo pe nambo kwinani nombe nako.”
Pada waktu Allah berbicara kepada nenek moyang kita di gunung Sinai, suara-Nya membuat bumi bergoncang. Tetapi sekarang Dia sudah berjanji, “Sekali lagi Aku akan menggoncangkan bumi, dan bukan hanya bumi tetapi juga langit dan surga.”
27 Liloŵe li “Sooni” likutulosya kuti indu yose yepanganyikwe chiitenganikwe ni kutyosyekwa, kuti indu yangaikukomboleka kutenganyikwa isigalile.
Dengan kata “Sekali lagi,” jelaslah bahwa Allah bermaksud membinasakan semua ciptaan yang bisa digoncangkan, supaya yang tertinggal hanyalah hal-hal yang tidak bisa digoncangkan.
28 Kwayele, pakuŵa tukupochela umwenye wangatenganyika, twatogolele kwa woga ni kwa kwapopelela Akunnungu, kwa litala lichilyanonyelesye ni kwa kulitulusya ni kwapopelela,
Jadi, karena kita sudah menjadi warga kerajaan Allah yang tidak bisa digoncangkan, hendaklah kita bersyukur kepada-Nya. Dan marilah kita menyenangkan hati Allah dengan menyembah Dia dengan penuh rasa hormat.
29 pakuŵa Akunnungu ŵetu ali mooto waukutinisya.
Karena tentang Allah kita, Kitab Suci menuliskan, Allah “bagaikan api yang membakar habis segala sesuatu yang tidak sempurna.”