< Hebru 2 >

1 Te dongah mamih loh n'yaak uh te taoe hnatung ham om. Vik n'hloo ve.
Oleh sebab itu, marilah kita lebih sungguh-sungguh lagi memperhatikan dan menaati ajaran yang sudah kita terima dari Yesus, Anak Allah, supaya kita tidak ikut disesatkan oleh arus jahat dunia ini.
2 Puencawn rhoek lamloh a thui olka tah khangmai la a om dongah boekoeknah neh althanah loh a taphu a yook te thuem.
Karena kalau perintah Allah yang disampaikan kepada Musa melalui malaikat-malaikat pun harus ditaati, terlebih lagi ajaran yang disampaikan langsung oleh Anak Allah sendiri! Sejarah Israel menunjukkan bahwa seluruh hukum Taurat itu terbukti benar, dan siapa pun yang tidak taat akan menerima balasan dari Allah sesuai dengan perbuatannya. Jadi, kalau kita mengabaikan berita keselamatan yang disampaikan oleh Tuhan Yesus sendiri, jangan harap kita bisa lepas dari hukuman Allah! Apalagi, kita menerima berita keselamatan itu dari orang-orang pertama yang mendengarnya secara langsung dari Tuhan. Mereka sudah memberi kesaksian tegas kepada kita bahwa kabar itu benar.
3 Metla mamih loh te tluk aih la khangnah n'sawtrhoel te n'poenghal aya? Boeipa dong lamloh a thui bangla a tongcuek kah a dang khaw te loella. Aka ya rhoek long khaw mamih ham a cak sak coeng ta.
4 Pathen kah miknoek nen khaw, khobae rhambae nen khaw, thaomnah cungkuem nen khaw, amah kah kongaih bangla a rhekrha Mueihla Cim nen khaw a phong coeng.
Allah sendiri juga menguatkan kesaksian mereka dengan mengadakan berbagai keajaiban dan melalui beragam kemampuan rohani yang diberikan Roh Kudus kepada kita sesuai kehendak Allah.
5 Aka lo ham lunglai te puencawn rhoek taengah boengai sak mahnim. Te ni n'thui uh.
Para malaikat tidak dipilih Allah untuk memerintah atas ‘dunia ciptaan baru’ yang kita bicarakan tadi.
6 Tedae pakhat loh hmuen pakhat ah laipai tih, “Hlang he metlam a om tih anih te na poek, hlang capa te khaw metlam a om tih anih te na hip.
Tetapi dalam Kitab Suci tertulis bahwa seseorang berseru kepada Allah, “Ya Allah, mengapa Engkau peduli terhadap manusia? Kami hanyalah keturunan Adam yang bukan siapa-siapa!
7 Anih te puencawn rhoek lakah vel na hlak coeng dae thangpomnah neh hinyahnah te anih na khuem sak.
Untuk sementara waktu, Engkau sudah membuat kedudukan kami lebih rendah daripada para malaikat, tetapi atas semua makhluk lain, Engkau sudah menjadikan kami seperti raja-raja yang mulia dan terhormat,
8 A cungkuem te a kho hmuiah boe na ngai sak,” a ti. Te dongah a cungkuem te a taengah boe a ngai sak vaengah anih ham a hloh pah tih a paih om pawh. Tedae a cungkuem te anih taengah boe a ngai te tahae ah m'hmu uh hlan.
sebab Engkau sudah meletakkan segala sesuatu di bawah kuasa manusia.” Memang Firman TUHAN itu mengatakan bahwa Allah sudah meletakkan “segala sesuatu” di bawah kuasa manusia, artinya tidak ada roh atau makhluk lain yang tidak tunduk kepada kita. Namun, sekarang kita belum melihat secara nyata bahwa manusia memerintah “seperti raja” atas “segala sesuatu.”
9 Tedae puencawn rhoek lakah tangat vel a hlak vaengah dueknah dongkah patangnah lamloh thangpomnah neh hinyahnah Jesuh a khuem sak te m'hmuh uh. Te daengah ni Pathen kah lungvatnah lamloh a cungkuem yuengla dueknah te a ten eh.
Tetapi kenyataan yang sudah kita lihat sekarang adalah Yesus! Seperti kata Firman Allah tadi, waktu Kristus hidup di dunia ini, “untuk sementara waktu Dia sudah dibuat lebih rendah kedudukannya daripada para malaikat.” Namun, kini Allah sudah memahkotai Dia dengan mahkota kerajaan di surga. Berarti sekarang Dialah “Raja yang mulia dan terhormat” atas “segala sesuatu.” Kristus menerima kehormatan itu karena Dia sudah mengurbankan hidup-Nya sendiri demi kita semua, sesuai dengan kebaikan hati Allah kepada kita.
10 Te tah amah ham tueng coeng. A cungkuem tah amah ham neh a cungkuem te amah lamloh om coeng. Patangnah lamloh amih kah khangnah rhuihnun te soep sak ham thangpomnah khuila ca rhoek te muep a khuen.
Allah, sebagai Sang Pencipta yang menjadikan segala sesuatu bagi kemuliaan-Nya, layak untuk dipuji dan dimuliakan oleh banyak anak. Untuk mencapai tujuan itu, Allah menetapkan bahwa Yesus, sebagai Perintis Keselamatan kita, harus melalui penderitaan agar layak menjadi Penyelamat.
11 Aka ciim sak neh aka ciim rhoek tah pakhat kah boeih ni. Te paelnaehnah nen tah amih te manuca rhoek la khue ham yak pawh.
Sesuai rencana Allah Bapa, kita yang diselamatkan sudah termasuk anggota keluarga-Nya, karena kita disucikan oleh Sang Anak. Itulah sebabnya, Yesus tidak malu mengakui kita sebagai saudara-saudari-Nya
12 Te vaengah, “Na ming te ka manuca rhoek taengah ka puen vetih, hlangboel lakli ah nang kan hlai ni,” a ti.
ketika Dia berkata kepada Allah, “Ya Allah, Aku akan memperkenalkan Engkau kepada saudara-saudari-Ku. Di antara kumpulan seluruh umat-Mu, Aku akan menyanyikan pujian bagi-Mu.”
13 Te phoeiah, “Kai loh amah te ka pangtung ni,” koep a ti. Te phoeiah, “Kai neh Pathen loh kai m'paek camoe rhoek he,” a ti bal.
Dia juga berkata, “Aku akan tetap percaya pada pertolongan Allah.” Dan lagi, “Inilah Aku, bersama anak-anak yang sudah Allah berikan kepada-Ku.”
14 Te dongah camoe rhoek loh thii neh pumsa a boek uh coeng. Amah long khaw amih bangla a cabol coeng. Te daengah ni thaomnah aka khueh dueknah te dueknah lamloh a hmil eh. Te dueknah tah rhaithae ni.
Perhatikanlah bahwa kita yang disebut Yesus sebagai anak-anak-Nya adalah manusia biasa yang terdiri dari daging dan darah. Oleh karena itu, tepatlah bila Yesus sendiri menjadi manusia dengan tubuh yang sama seperti kita, agar melalui kematian-Nya, Dia bisa menghancurkan kuasa iblis atas kematian.
15 Te phoeiah ni a hing khui sal aka bi kuekluek ham rhoek te dueknah rhihnah lamloh boeih a hlah eh.
Dengan cara itulah Yesus sudah membebaskan kita yang sebelumnya dikuasai oleh rasa takut akan maut sepanjang hidup kita.
16 Puencawn rhoek te rhep tu pawt tih Abraham kah tiingan ni a tuuk.
Sudah jelas bahwa yang dibebaskan bukanlah para malaikat, melainkan kita yang adalah keturunan Abraham.
17 Te dongah manuca rhoek te boeih thuidoek ham a kuek. Te daengah ni pilnam kah tholhnah dawth pah hamla Pathen taengah rhen koi neh uepom khosoihham la a om eh.
Itulah sebabnya Yesus harus menjadi manusia, agar dalam segala hal Dia menjadi sama seperti kita saudara-saudari-Nya. Dengan begitu, Dia bisa menjadi Imam Agung bagi kita, Imam yang penuh belas kasih dan sangat setia menjalankan tugas itu di hadapan Allah. Sebagaimana sebelumnya para imam selalu membawa darah hewan kurban untuk mendamaikan manusia dengan Allah, demikianlah sekarang Imam Agung kita Yesus sudah mendamaikan kita dengan Allah melalui darah-Nya sendiri.
18 Amah loh patang khaw amah la a noemcai coeng dongah a noemcai rhoek te a bom thai coeng.
Dan karena Yesus pernah menderita serta mengalami pencobaan, Dia mengerti kelemahan kita dan sanggup menolong kita yang sering dicobai.

< Hebru 2 >