< رُؤيا 19 >
وَبَعْدَ هَذَا سَمِعْتُ صَوْتاً عَالِياً كَأَنَّهُ صَادِرٌ مِنْ جَمْعٍ كَبِيرٍ فِي السَّمَاءِ يَقُولُ: «هَلِّلُويَا! الْخَلاصُ وَالْمَجْدُ وَالْكَرَامَةُ وَالْقُدْرَةُ لِلرَّبِّ إِلَهِنَا | ١ 1 |
Sesudah itu saya mendengar suara orang yang sangat banyak berseru-seru di surga, “Haleluya! Milik Allah kita segala kemuliaan dan kuasa, sebab hanya Dialah penyelamat kita!
فَإِنَّ أَحْكَامَهُ حَقٌّ وَعَدْلٌ، لأَنَّهُ عَاقَبَ الزَّانِيَةَ الْكُبْرَى الَّتِي أَفْسَدَتِ الأَرْضَ، وَانْتَقَمَ لِدَمِ عَبِيدِهِ مِنْهَا». | ٢ 2 |
Karena Dia selalu menghakimi dengan adil dan benar. Sekarang Allah sudah menghukum ratu pelacur itu, yang merusak penduduk bumi dengan penyembahan berhala. Di mata Allah, hal itu seperti dosa percabulan. Dan Allah sudah membalaskan pembunuhan hamba-hamba-Nya terhadap pelacur itu.”
وَهَتَفُوا ثَانِيَةً: «هَلِّلُويَا! دُخَانُ حَرِيقِهَا يَتَصَاعَدُ إِلَى أَبَدِ الآبِدِينَ!» (aiōn ) | ٣ 3 |
Sekali lagi orang banyak tadi berseru, “Haleluya! Asap dari api yang membakar dia akan naik sampai selama-lamanya!” (aiōn )
وَجَثَا الشُّيُوخُ الأَرْبَعَةُ وَالْعِشْرُونَ وَالْكَائِنَاتُ الْحَيَّةُ الأَرْبَعَةُ سُجُوداً لِلهِ الْجَالِسِ عَلَى الْعَرْشِ، وَهَتَفُوا: «آمِينَ! هَلِّلُويَا!» | ٤ 4 |
Maka kedua puluh empat pemimpin dan keempat makhluk hidup langsung tersungkur menyembah Allah yang duduk di atas takhta sambil berseru, “Amin! Haleluya!”
وَخَرَجَ مِنَ الْعَرْشِ صَوْتٌ يَقُولُ: «سَبِّحُوا إِلهَنَا يَا جَمِيعَ عَبِيدِهِ الَّذِينَ يَتَّقُونَهُ صِغَاراً وَكِبَاراً!» | ٥ 5 |
Lalu terdengarlah suara dari dekat takhta Allah yang berkata, “Pujilah Allah kita, hai semua hamba Allah!— yaitu semua yang takut dan hormat kepada-Nya, baik yang berkedudukan tinggi maupun rendah.”
ثُمَّ سَمِعْتُ صَوْتاً كَأَنَّهُ صَوْتُ جَمْعٍ كَبِيرٍ أَوْ شَلّالٍ غَزِيرٍ أَوْ رَعْدٍ شَدِيدٍ، يَقُولُ: «هَلِّلُويَا! فَإِنَّ الرَّبَّ الإِلهَ الْقَادِرَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدْ مَلَكَ، | ٦ 6 |
Kemudian saya mendengar suara orang yang sangat banyak dan suara para malaikat. Bunyinya seperti air terjun raksasa atau bunyi guntur yang hebat ketika mereka bersorak-sorai, “Haleluya! Sekarang TUHAN Allah kita memerintah dengan nyata! Terpujilah Yang Mahakuasa!
لِنَفْرَحْ وَنَبْتَهِجْ وَنُمَجِّدْهُ، فَإِنَّ عُرْسَ الْحَمَلِ قَدْ حَانَ مَوْعِدُهُ، وَعَرُوسَهُ قَدْ هَيَّأَتْ نَفْسَهَا، | ٧ 7 |
Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai! Marilah kita memuliakan Allah karena hari pernikahan Sang Anak Domba sudah tiba! Pengantin perempuan-Nya sudah mempersiapkan diri.
وَوُهِبَ لَهَا أَنْ تَلْبَسَ الكَتَّانَ الأَبْيَضَ النَّاصِعَ!» وَالْكَتَّانُ يَرْمِزُ إِلَى أَعْمَالِ الصَّلاحِ الَّتِي قَامَ بِها الْقِدِّيسُونَ. | ٨ 8 |
Kepada pengantin-Nya sudah diberikan jubah dari kain linen yang putih bersih dan mengkilap.” Pengantin perempuan-Nya adalah gambaran semua umat Allah yang dikuduskan melalui pengurbanan Kristus, dan linen putih bersih adalah lambang perbuatan-perbuatan benar yang dilakukan umat Allah.
وَأَمْلَى عَلَيَّ الْمَلاكُ أَنْ أَكْتُبَ: «طُوبَى لِلْمَدْعُوِّينَ إِلَى وَلِيمَةِ عُرْسِ الْحَمَلِ». ثُمَّ قَالَ: «اللهُ نَفْسُهُ يَقُولُ هَذَا الْقَوْلَ الْحَقَّ». | ٩ 9 |
Kemudian malaikat yang menunjukkan semua hal itu menyuruh saya, “Tuliskanlah ini: Sungguh diberkati Allah semua orang yang diundang ke pesta pernikahan Anak Domba!” Lagi katanya kepada saya, “Itulah perkataan yang benar dari Allah!”
فَجَثَوْتُ عِنْدَ قَدَمَيْهِ لأَسْجُدَ لَهُ، فَقَالَ لِي: «لا تَفْعَلْ! إِنِّي عَبْدٌ لِلهِ، مِثْلُكَ وَمِثْلُ إِخْوَتِكَ الْمُؤْمِنِينَ الَّذِينَ لَدَيْهِمِ الشَّهَادَةُ الْمُخْتَصَّةُ بِيَسُوعَ: لِلهِ اسْجُدْ! فَإِنَّ الشَّهَادَةَ الْمخْتَصَّةَ بِيَسُوعَ هِيَ رُوحُ النُّبُوءَةِ». | ١٠ 10 |
Lalu saya langsung tersungkur untuk menyembah malaikat itu. Tetapi dia berkata kepada saya, “Jangan lakukan itu! Saya hanyalah hamba Allah sama seperti kamu dan saudara-saudari seimanmu, yaitu semua orang yang setia bersaksi tentang Yesus. Sembahlah Allah! Karena semua orang yang mengabarkan berita keselamatan tentang Yesus menjalankan pekerjaan Roh Kudus, sama seperti bernubuat.”
ثُمَّ رَأَيْتُ السَّمَاءَ مَفْتُوحَةً، وَإذَا حِصَانٌ أَبْيَضُ يُسَمَّى رَاكِبُهُ «الأَمِينَ الصَّادِقَ» الَّذِي يَقْضِي وَيُحَارِبُ بِالْعَدْلِ. | ١١ 11 |
Kemudian saya melihat surga terbuka dan seekor kuda putih muncul beserta Penunggangnya, yaitu Dia yang bergelar ‘Yang Setia’ dan ‘Yang Benar’, karena Dia selalu adil dalam menghakimi manusia dan dalam berperang melawan musuh-musuh-Nya.
عَيْنَاهُ كَلَهِيبِ نَارٍ، وَعَلَى رَأْسِهِ أَكَالِيلُ كَثِيرَةٌ، وَقَدْ كُتِبَ عَلَى جَبْهَتِهِ اسْمٌ لَا يَعْرِفُهُ أَحَدٌ إِلّا هُوَ. | ١٢ 12 |
Mata-Nya bersinar seperti nyala api dan Dia memakai banyak mahkota. Di dahi-Nya tertulis suatu nama yang tidak diketahui oleh siapa pun selain Dia sendiri. Pada tiap mahkota tertulis gelar-gelar-Nya.
وَكَانَ يَرْتَدِي ثَوْباً مُغَمَّساً بِالدَّمِ؛ أَمَّا اسْمُهُ فَهُوَ «كَلِمَةُ اللهِ» | ١٣ 13 |
Dia memakai jubah yang sudah dicelupkan dalam darah. Dan Dia mempunyai nama lain, yaitu “Firman Allah.”
وَكَانَ الأَجْنَادُ الَّذِينَ فِي السَّمَاءِ يَتْبَعُونَهُ رَاكِبِينَ خُيُولاً بَيْضَاءَ، وَلابِسِينَ كَتَّاناً نَقِيًّا نَاصِعَ الْبَيَاضِ، | ١٤ 14 |
Dia disertai oleh para tentara surga, masing-masing juga menunggangi kuda putih, dan jubah mereka pun dari kain linen yang putih bersih.
وَكَانَ يَخْرُجُ مِنْ فَمِهِ سَيْفٌ حَادٌّ لِيَضْرِبَ بِهِ الأُمَمَ وَيَحْكُمَهُمْ بِعَصاً مِنْ حَدِيدٍ، وَيَدُوسَهُمْ فِي مِعْصَرَةِ شِدَّةِ غَضَبِ اللهِ الْقَادِرِ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ. | ١٥ 15 |
Dari mulut-Nya keluar pedang yang tajam kedua sisinya, gambaran perkataan-Nya yang berkuasa. Dengan kekuatan itulah Dia akan mengalahkan bangsa-bangsa yang melawan-Nya. Ketika Dia memerintah sebagai Raja, Dia akan “menjatuhkan hukuman berat atas kesalahan dan kejahatan mereka.” Kuasa-Nya untuk menghukum bagaikan “tongkat besi yang dengan mudah menghancurkan bejana keramik.” Dialah yang akan menjatuhkan hukuman atas bangsa-bangsa sesuai dengan murka Allah Yang Mahakuasa. Mereka dibinasakan seperti buah anggur yang diinjak-injak untuk memeras airnya.
وَقَدْ كُتِبَ عَلَى ثَوْبِهِ وَعَلَى فَخْذِهِ «مَلِكُ الْمُلُوكِ وَرَبُّ الأَرْبَابِ». | ١٦ 16 |
Pada bagian jubah yang menutupi paha Penunggang kuda putih tadi, tertulis gelar lain untuk-Nya, yaitu “Raja atas segala raja dan Penguasa atas segala penguasa.”
ثُمَّ رَأَيْتُ مَلاكاً وَاقِفاً فِي الشَّمْسِ، يُنَادِي الطُّيُورَ الطَّائِرَةَ فِي وَسَطِ السَّمَاءِ بِصَوْتٍ عَالٍ قَائِلاً: «هَلُمِّي اجْتَمِعِي مَعاً إِلَى وَلِيمَةِ اللهِ الْكُبْرَى! | ١٧ 17 |
Di langit, saya melihat malaikat berdiri menginjak matahari sambil berseru-seru, “Hai semua burung yang terbang di langit, marilah ke sini! Datanglah dan makanlah dalam pesta kemenangan besar yang disediakan Allah bagi kalian!
تَعَالَيْ وَالْتَهِمِي لُحُومَ الْمُلُوكِ وَالْقَادَةِ وَالأَبْطَالِ، وَالْخُيُولِ وَفُرْسَانِهَا، وَلُحُومَ الْبَشَرِ جَمِيعاً مِنْ أَحْرَارٍ وَعَبِيدٍ، وَصِغَارٍ وَكِبَارٍ». | ١٨ 18 |
Mari makan daging para raja, panglima, dan tentara yang perkasa, juga daging kuda dan para penunggang kuda, serta orang dari seluruh bangsa, baik budak maupun orang merdeka, baik yang berkedudukan tinggi maupun rendah.”
وَرَأَيْتُ الْوَحْشَ وَمُلُوكَ الأَرْضِ وَجُيُوشَهُمْ وَقَدِ احْتَشَدُوا لِيُحَارِبُوا هَذَا الْفَارِسَ وَجَيْشَهُ. | ١٩ 19 |
Kemudian saya melihat binatang yang pertama tadi dan segala raja di bumi bersama para tentara mereka yang sudah berkumpul untuk melawan Penunggang kuda putih itu dan para tentara-Nya.
فَقُبِضَ عَلَى الْوَحْشِ وَعَلَى النَّبِيِّ الدَّجَّالِ الَّذِي قَامَ بِالْمُعْجِزَاتِ فِي حُضُورِ الْوَحْشِ وَأَضَلَّ بِها الَّذِينَ قَبِلُوا عَلامَةَ الْوَحْشِ، وَسَجَدُوا لِتِمْثَالِهِ. وَطُرِحَ كِلاهُمَا حَيًّا فِي بُحَيْرَةِ النَّارِ وَالْكِبْرِيتِ الْمُتَّقِدَةِ، (Limnē Pyr ) | ٢٠ 20 |
Lalu binatang pertama itu ditangkap, juga binatang kedua. Dialah yang bekerja sebagai nabi palsu untuk menyesatkan manusia dengan mengadakan berbagai keajaiban dengan kuasa binatang yang pertama. Dengan demikian dia menipu semua orang yang menerima tanda penyembah, yaitu lambang nama binatang pertama. Kedua binatang itu dilemparkan hidup-hidup ke dalam lautan api bercampur belerang. (Limnē Pyr )
وَقَتَلَ السَّيْفُ الْخَارِجُ مِنْ فَمِ الْفَارِسِ جَمِيعَ الْبَاقِينَ، وَشَبِعَتِ الطُّيُورُ كُلُّهَا مِنْ لُحُومِهِمْ. | ٢١ 21 |
Tuhan yang menunggang kuda putih itu membunuh para tentara mereka dengan kekuatan perkataan-Nya saja. Lalu kenyanglah semua burung karena memakan daging mereka.